serambinews.com
BANDA ACEH - Mahasiswa asal Kecamatan Bakongan dan Trumon, Aceh Selatan, yang tergabung dalam Paguyuban Bakongan-Trumon mendesak Pemprov Aceh dan Pemkab Aceh Selatan mencabut izin pertambangan PT Songo Abadi seluas 2.300 hektare di beberapa kecamatan dalam wilayah Bakongan-Trumon. Selain itu, mereka juga menolak tukar guling lahan dengan PT First Mujur Plantation di kawasan itu.
Juru bicara Koalisi Paguyuban Bakongan-Trumon, Robby Firmansyah mengatakan Persatuan Mahasiswa Pemuda Pelajar Bakongan Timur (Pemuda Bakti) dan para tokoh masyarakat Se-Kecamatan Bakongan Timur sudah pernah menyurati Gubernur, DPRA, Bappedal Aceh, Bupati Aceh Selatan, dan DPRK Aceh Selatan.
Inti surat tertanggal 5 September 2011 itu, meminta pencabutan izin pertambangan bijih besi yang sudah diberi izin eksplorasi oleh Bupati Aceh Selatan, Husin Yusuf sejak 2010 lalu.
“Tuntutan ini sudah lama dan berulangkali didesak masyarakat di sana. Mereka sekarang tinggal menunggu respons pemerintah terhadap surat itu. Jika dalam beberapa hari ke depan pemerintah tak juga memberi jawaban, maka masyarakat dan mahasiswa sudah sepakat berdemo besar-besaran, baik di Aceh Selatan, maupun di Banda Aceh,” kata Robby saat konferensi pers di Cafe Helsinki, Banda Aceh, Kamis (6/10).
Robby menambahkan, belum ada hasil riset yang menyatakan pertambangan berdampak baik terhadap masyarakat, kecuali bisa memperkerjakan segelintir orang saja.
Didampingi sejumlah mahasiswa lain asal Trumon, Robby mengatakan masyarakat di sana juga menolak lahan tukar guling dengan PT First Mujur Plantation 11.187 hektare yang mau dijadikan hutan lindung. Salah satu alasan penolakan karena lahan yang digantikan kepada masyarakat juga termasuk dalam kawasan pertambangan PT Songo Abadi.
“Sementara lahan masyarakat berupa kebun pala, nilam, sawit, dan durian. Umumnya masyarakat di sana sangat berharap dari hasil kebun itu,” kata Robby
Tag :
News
0 Komentar untuk "Mahasiswa Minta Pemerintah Cabut Izin Tambang di Trumon"