Banda Aceh- Pelaksanaan
pilkada adalah hal penting demi berlangsungnya damai dan tata kelola
pemerintahan yang baik di Aceh. Selain itu, pilkada juga diperlukan untuk
menigkatkan kualitas dan akuntabilitas kepemimpinan serta menciptakan
stabilitas dan efektifitas pemerintahan di Aceh. Belakangan ini, pelaksanaan
proses pilkada Aceh diwarnai dengan kisruh-kisruh politik antara elit-elit
politik di Aceh.
“Perjalanan proses
pilkada di Aceh telah menuai berbagai polemik sehingga menyulut berbagai pihak
untuk ikut menggiring proses demokratisasi ini ke arah yang tidak kita harapkan.
Kondisi ini, telah menyita banyak perhatian elit politik di Aceh yang berimbas
pada terabaikannya tugas-tugas pemerintahan dan agenda-agenda pembangunan yang
dibutuhkan rakyat,” tutur Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional, Aramiko
Aritonang pada The Globe Journal, Rabu (16/11) dalam konferensi pers di Tower
Coffe Banda Aceh.
Oleh karena itu, Forum
Bersama Mahasiswa Poros Leuser, Forum Pemuda Mahasiswa Pantai Barat Selatan, dan
Gerakan Mahasiswa Nasional menyerukan kepada seluruh rakyat Aceh untuk tidak
terprovokasi dengan isu mengenai penundaaan Pilkada Aceh.
“Rakyat dapat ikut
berpartisipasi penuh setiap tahapan Pilkada yang telah ditetapkan oleh KIP Aceh
sebagaipenyelenggara Pilkada yang sah,” katanya.
Aramiko juga meminta
kebijakan MK untuk tidak mengeluarkan keputusan hukum menyangkut pilkada yang
dapat merusak stabilitas sosial dan politi di Aceh. “Kami mengharapkan kepada
MK untuk tidak terpengaruh oleh permohonan gugatan penyelenggaraan Pilkada yang
diajukan oleh setiap individu/kelompok yang bertujuan mengagalkan pilkada Aceh
yang merupakan agenda nasional,” jelasnya.
Aramiko juga mendesak
pihak legislatif Aceh, elit politik lokal dan nasional serta kelompok
berkepentingan untuk segera menghentikan polemik yang menyangkut dengan
palksanaan pilkada Aceh. Dia juga meminta agar anggota legislatif Aceh dapat
memfokuskan diri untuk melanjukan agenda-agenda pembangunan dan tugas-tugas
yang menyangkut dengan kepentingan rakyat yang sempat terabaikan.
“Kami mengajak seluruh
komponen pemuda dan mahasiswa untuk segera mengkonsolidasikan diri, memperkuat
barisan untuk bersama-sama mengawal proses pilkada Aceh agar berjalan damai dan
demokratis,” sambungnya. Pihaknya mengutuk “teroris” demokrasi Aceh yang dapat
merusak perdamaian Aceh dan mengganggu proses demokrasi di Aceh sesuai dengan
amanat MoU Helsniki.
“Kami mengharapkan agar
pilkada dapat berjalan damai dan demokratis demi pembangunan yang berkelanjutan
di Aceh,” harapnya
Sumber:
theglobejournal.com
Tag :
News
0 Komentar untuk "ALA-ABAS Kutuk Perusak Demokrasi di Aceh"