TAPAKTUAN - Pimpinan dan anggota DPRK Aceh Selatan tidak berhasil membujuk masyarakat Kemukiman Bulohseuma, Kecamatan Trumon untuk tetap menjadi bagian wilayah Aceh Selatan. Masyarakat dalam tiga desa di daerah paling terpencil itu menolak pengembalian KTP, stempel kepala desa dan kepala mukim. Mereka tetap bersikukuh pisah dari Aceh Selatan dan menyatakan bergabung dengan Kota Subulussalam.
“Kita sudah mengembalikan KTP dan stempel desa, namun masyarakat Bulohseuma menolak dan mereka bersikukuh pisah dari Aceh Selatan dan menyatakan bergabung dengan Kota Subulussalam,” kata Azmir, Ketua Komisi B DPRK Aceh Selatan, kepada Serambi, Rabu (11/1).
Azmir mengatakan, sebelumnya masyarakat Bulohseuma sudah bersedia untuk tetap menjadi bagian dari Aceh Selatan, sehingga tiga unsur pimpinan DPRK bersama sejumlah anggotanya berangkat ke daerah itu untuk menyerahkan kembali KTP dan stempel desa yang diserahkan masyarakat pada 13 Desember 2011 lalu.
Tapi sangat disayangkan dalam pertemuan yang berlangsung di Masjid Jamik Desa Raket, Selasa (10/1) malam yang ikut dihadiri tiga kepala desa, yakni Kades Raket Thaharuddin, Kades Gampong Tengoh Jalaluddin, Kades Kuta Padang Abdul Manaf itu, masyarakat dalam tiga desa tersebut menolak pengembalian KTP dan stempel desa. Mereka bersikukuh memisahkan diri dari Aceh Selatan dan menyatakan bergabung dengan Kota Subulussalam.
Karena tidak bersedia menerima, maka pimpinan dan anggota DPRK Aceh Selatan menyerahkan KTP dan stempel desa itu kepada Camat Trumon Isa Ansari.
Tak bersedianya warga Bulohseuma menerima pengembalian KTP dan stempel tiga desa itu disebut-sebut karena dalam kunjungan tersebut tidak ikut Bupati Husin Yusuf. Padahal kehadiran orang nomor satu di kabupaten itu sangat diharapkan untuk melihat langsung pembangunan dan kehidupan masyarakat yang kini masih hidup dalam kemiskinan.
Mereka menilai, ketidakhadiran Bupati Husin Yusuf ke daerah terpencil itu merupakan salah satu bukti bahwa Pemkab Aceh Selatan tidak peduli pada masyarakat Bulohseuma yang juga masih warga Aceh Selatan. “Kita sudah minta kepada masyarakat untuk bersabar, namun mereka tetap menyatakan memisahkan diri dari aceh Selatan,” katanya.
serambinews.com
“Kita sudah mengembalikan KTP dan stempel desa, namun masyarakat Bulohseuma menolak dan mereka bersikukuh pisah dari Aceh Selatan dan menyatakan bergabung dengan Kota Subulussalam,” kata Azmir, Ketua Komisi B DPRK Aceh Selatan, kepada Serambi, Rabu (11/1).
Azmir mengatakan, sebelumnya masyarakat Bulohseuma sudah bersedia untuk tetap menjadi bagian dari Aceh Selatan, sehingga tiga unsur pimpinan DPRK bersama sejumlah anggotanya berangkat ke daerah itu untuk menyerahkan kembali KTP dan stempel desa yang diserahkan masyarakat pada 13 Desember 2011 lalu.
Tapi sangat disayangkan dalam pertemuan yang berlangsung di Masjid Jamik Desa Raket, Selasa (10/1) malam yang ikut dihadiri tiga kepala desa, yakni Kades Raket Thaharuddin, Kades Gampong Tengoh Jalaluddin, Kades Kuta Padang Abdul Manaf itu, masyarakat dalam tiga desa tersebut menolak pengembalian KTP dan stempel desa. Mereka bersikukuh memisahkan diri dari Aceh Selatan dan menyatakan bergabung dengan Kota Subulussalam.
Karena tidak bersedia menerima, maka pimpinan dan anggota DPRK Aceh Selatan menyerahkan KTP dan stempel desa itu kepada Camat Trumon Isa Ansari.
Tak bersedianya warga Bulohseuma menerima pengembalian KTP dan stempel tiga desa itu disebut-sebut karena dalam kunjungan tersebut tidak ikut Bupati Husin Yusuf. Padahal kehadiran orang nomor satu di kabupaten itu sangat diharapkan untuk melihat langsung pembangunan dan kehidupan masyarakat yang kini masih hidup dalam kemiskinan.
Mereka menilai, ketidakhadiran Bupati Husin Yusuf ke daerah terpencil itu merupakan salah satu bukti bahwa Pemkab Aceh Selatan tidak peduli pada masyarakat Bulohseuma yang juga masih warga Aceh Selatan. “Kita sudah minta kepada masyarakat untuk bersabar, namun mereka tetap menyatakan memisahkan diri dari aceh Selatan,” katanya.
serambinews.com
Tag :
News
0 Komentar untuk "Warga Bulohseuma Bersikukuh Pisah dari Aceh Selatan"