BANDA ACEH - Jalan nasional di kawasan Gunung Guliran Naga, Tapaktuan, Aceh Selatan, yang terletak di lintasan Meulaboh-Medan, kondisinya kini cukup memprihatinkan. Hampir sepanjang jalan tersebut rusak parah dan terancam longsor. “Untuk jalan nasional kawasan Gunung Guliran Naga ini perlu ada perhatian serius dari pemerintah provinsi maupun pusat. Kalau jalan ini dibiarkan seperti ini tidak tertutup kemungkinan akan terputus. Bila itu terjadi maka hubungan Meulaboh-Medan akan terganggu serius,” kata Ketua Komisi D DPRA, Jufri Hasanuddin kepada Serambi, Jumat (28/10).
Menurut Jufri, hasil pengamatannya yang turun ke lokasi beberapa hari lalu, kondisi jalan tersebut sudah cukup parah. Kondisi tebing jalan sepanjang 300-800 meter itu hampir seluruhnya tampak akan longsor. “Itu belum lagi memang sudah ada yang pernah longsor yang membuat badan jalan selebar 2-3 meter ambruk ke pinggir laut,” katanya.
Kawasan Guliran Naga ini merupakan satu-satunya jalan lintas yang menghubungkan Meulaboh- Medan. Bila ada badan jalan di kawasan pengunungan ini terputus, maka dapat dipastikan hubungan Meulaboh-Medan akan terputus total. “Kalau itu nanti yang terjadi. Maka akan membuat ekonomi masyarakat di pantai barat-selatan terganggu serius,” ujar Jufri yang putra Abdya ini.
Sebab, katanya, hampir 80 persen kebutuhan pokok masyarakat daerah tersebut dipasok dari Medan seperti, minyak makan, telur, sayuran, termasuk barang rempah-rempah penyedap bumbu masakan, dan berbagai barang lainnya. Begitu juga hasil pertanian dan laut di wilayah itu semua dipasarkan ke Medan seperti, kakao, pala, minyak nilam, kacang tanah, karet, ikan.
Karena jalan tersebut merupakan statusnya jalan nasional, ungkap Jufri, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). Langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dengan memberi laporan sekaligus usulan ke Kemen PU. “Ini saya kira Gubernur dan Bupati tidak boleh tinggal diam untuk melaporkan keadaan jalan itu ke pusat setiap saat. Dan kami di DPRA siap memback-up sepenuhnya,” janji anggota Fraksi Partai Aceh ini.
Menurut Jufri, hasil pengamatannya yang turun ke lokasi beberapa hari lalu, kondisi jalan tersebut sudah cukup parah. Kondisi tebing jalan sepanjang 300-800 meter itu hampir seluruhnya tampak akan longsor. “Itu belum lagi memang sudah ada yang pernah longsor yang membuat badan jalan selebar 2-3 meter ambruk ke pinggir laut,” katanya.
Kawasan Guliran Naga ini merupakan satu-satunya jalan lintas yang menghubungkan Meulaboh- Medan. Bila ada badan jalan di kawasan pengunungan ini terputus, maka dapat dipastikan hubungan Meulaboh-Medan akan terputus total. “Kalau itu nanti yang terjadi. Maka akan membuat ekonomi masyarakat di pantai barat-selatan terganggu serius,” ujar Jufri yang putra Abdya ini.
Sebab, katanya, hampir 80 persen kebutuhan pokok masyarakat daerah tersebut dipasok dari Medan seperti, minyak makan, telur, sayuran, termasuk barang rempah-rempah penyedap bumbu masakan, dan berbagai barang lainnya. Begitu juga hasil pertanian dan laut di wilayah itu semua dipasarkan ke Medan seperti, kakao, pala, minyak nilam, kacang tanah, karet, ikan.
Karena jalan tersebut merupakan statusnya jalan nasional, ungkap Jufri, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). Langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dengan memberi laporan sekaligus usulan ke Kemen PU. “Ini saya kira Gubernur dan Bupati tidak boleh tinggal diam untuk melaporkan keadaan jalan itu ke pusat setiap saat. Dan kami di DPRA siap memback-up sepenuhnya,” janji anggota Fraksi Partai Aceh ini.
0 Komentar untuk "Lintas Guliran Naga Rusak Parah"