Powered by Blogger.

Balitri: Gunakan Semut untuk Basmi Hama Batocera

Pohon Pala
TAPAKTUAN - Tim peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balitri) IPB Bogor, merekomendasikan agar para petani pala di Kabupaten Aceh Selatan membasmi hama hama penggerek Batocera sp dengan memanfaatkan semut sebagai predator hama tersebut. Selain itu juga disarankan agar para petani di daerah tersebut melakukan sanitasi lingkungan dengan membersihkan vegatasi liar di sekitar tanaman pala.

Informasi itu disampaikan dr Rita Harni MSi dan dr Iwa Mara Trisawa Msi, mewakili Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balitri) IPB Bogor, dalam acara sosialisasi penelitian hama/penyakit tanaman pala yang berlangsung di Kantor Diklat Tapaktuan, Aceh Selatan, Selasa (20/9).

Sebagaimana diketahui, sejak 20 tahun terakhir ribuan hektare tanaman pala di Kabupaten Aceh Selatan, mati akibat diserang hama atau penyakit. Kendati petani setempat telah berupaya membasmi hama dengan cara memasukkan cairan biopestisida trikoderma  ke lubang gerekan, maupun melalui infus penyakit jamur akar putih dengan Trichodema, namun tidak membuahkan hasil, malahan serangan hama itu kian mengganas.


Menurut kedua peneliti dari Balitri tersebut, berdasarkan hasil survey yang dilakukannya bersama Disbunhut Aceh Selatan dan UNDP pada April 2011 lalu, disimpulkan bahwa hama dan penyakit yang menyerang tanaman pala di Kecamatan Tapaktuan, Sawang, Meukek, Kluet Utara, dan Labuhan Haji, adalah hama penggerek batang Batocera sp dan penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus.

Karena itu, Tim Balitri merekomendasikan pencegahan hama dan penyakit pala dalam jangka pendek dengan melakukan gerakan massal pengendalian hama dan penyakit pada tanaman yang tersisa. Memotong tajuk antar pohon pala yang saling bersinggungan dan melakukan sanitasi lingkungan dengan membersihkan vegatasi liar di sekitar tanaman pala termasuk pemusnahan bekas pohon terserang.

Selanjutnya tidak menanam pala baru pada lahan-lahan bekas tanaman pala yang mati. Untuk sementara lahan tersebut bisa ditanami dengan tanaman yang bukan inang seperti nilam. Melakukan pemupukan tanaman pala sesuai anjuran budidaya pala, serta mengelola kehadiran musuh alami (semut) yang dapat berfungsi sebagai predator hama.

Sementara untuk penanggulangan jangka panjang antara lain, perlu pembibitan pala dengan menggunakan benih yang berasal dari pohon induk yang menunjukkan ketahanan terhadap hama atau penyakit.

Untuk penyakit jamur akar dapat dilakukan dengan teknik graffting dengan menggunakan batang bawah yang tahan terhadap jamur akar dan bagian atas varietas yang berproduksi tinggi. Teknik graffing ini juga sangat membantu dalam percepatan rehabilitasi kebun pala yang sudah tua atau terserang hama.

Penanaman baru pada lahan yang sudah bebas dari sumber penyakit dengan jarak tanam yang diatur sehingga tidak memungkinkan tajuk tanaman bersinggungan dengan tanaman lain jika sudah besar.

Melatih para petani tentang budidaya pala termasuk cara pengendalian hama dan penyakit seperti pembuatan agensia hayati/pestisida nabati. Serta melakukan tumpang sari, monitoring secara berkala oleh petani dan segera melakukan tindakan pengendalian secara dini jika ditemukan serangan hama atau penyakit.

Kadisbunhut Aceh Selatan, Ir H Said Azhar menyebutkan, dari hasil pendataan yang dilakukan pihaknya luas tanaman pala yang mati  akibat diserang hama di wilayah itu dari awal  Januari hingga akhir Desember 2010 mencapai 4.997 hektare, terbanyak terdapat di Kecamatan Meukek yakni mencapai 1.562 hektare, disusul Kecamatan Tapaktuan 762 hektare, Samadua 563 hektare, dan Labuhan Haji Timur 532 hektar.

Sumber: serambinews.com
Tag : News
0 Komentar untuk "Balitri: Gunakan Semut untuk Basmi Hama Batocera"

\bisnis paling gratis

Iklan

Back To Top