Powered by Blogger.

Korban Konflik di Bakongan Tuntut BRA Tuntaskan Rumah


TAPAKTUAN - Sekitar 30 orang warga Desa Simpang, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Rabu (17/11) berdelegasi ke Kantor Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Aceh Selatan. Mereka menuntut BRA segera menuntaskan pembangunan rumah di desanya yang hancur dan rusak akibat konflik.

Massa yang terdiri dari kaum bapa dan kaum ibu itu bertolak dari Desa Simpang sekitar pukul 09.30 WIB dengan mengenderai sepeda motor, tiba di Kantor BRA sekitar pukul 11. 00 WIB. Kehadiran mereka disambut ketua dan sekretaris BRA setempat Misbah dan Saiful Hilmi.

Dalam pertemuan itu, warga mempertanyakan tentang realisasi pembangunan rumah bantuan di desanya, karena hingga kini masih banyak rumah yang rusak dan hancur pada pada massa konflik belum dibangun. 


Bahkan sebagian yang belum mendapat bantuan rumah itu hingga kini masih menumpuang di rumah mertua dan di rumah famili. “Sudah hampir tujuh tahun konflik bersenjata berakhir mereka masih menumpang di rumah mertua dan rumah famili,” kata ketua rombongan, Syamsuar.

Syamsuari menilai, pembangunan rumah bantuan korban konflik di daerah ini terkesan pilih kasih. Buktinya sebagian warga Desa Simpang yang benar-benar terkena konflik dan rumahnya rusak dan hancur hingga kini belum mendapatkan rumah bantuan, sementara warga dari desa lain yang rumahnya tidak hancur sudah mendapatkan bantuan tersebut.

Selain itu, ia juga menuding pendamping kecamatan tidak transparan dan tidak pernah berkoordinasi dengan kepala desa atau perangkat desa setempat dalam mengusulkan nama-nama calon penerimaan bantuan rumah tersebut, sehingga tidak diketahui siapa saja yang akan mendapat bantuan pada tahun ini.

Pertemuan yang berlangsung dua jam lebih itu berlangsung panas. Bahkan Sekretaris BRA Saiful Hilmi keluar-masuk dari ruangan pertemuan itu dengan Baizawi, pendamping kecamatan membicarakan masalah nama-nama yang akan menerima bantuan dari Desa Simpang yang disebutkan warga tidak transparan itu.

Meski telah diberi tahu nama dan jumlah yang akan menerima bantuan itu sebanyak tiga orang, namun masyarakat masih keberatan dengan jumlah tersebut. Mereka minta BRA untuk menambah jatah pembangunan bantuan rumah untuk tahun ini . “Kalau cuma hanya tiga saja, lebih baik seluruh bantuan rumah tahun ini yang ada di dalam Kecamatan Bakotim dipending,” katanya.

Pertemuan yang menegangkan itu baru berakhir sekitar pukul 13.30 WIB setelah Ketua BRA meminta Baizawi selaku pendamping kecamatan untuk menambah jatah tersebut sebanyak 7 unit lagi. Sementara sisa 16 unit yang belum dibangun dari 131 total keseluruhan rumah yang hancur dan rusak itu akan diusulkan pada tahun 2012.

Kepala Desa Simpang, Hamdani didampingi Sekdes Razali, di sela-sela pertemuan itu, kepada Serambi mengatakan, pertanyaan masyarakat tentang realisasi pembagunan  rumah korban konflik itu sehubungan dengan akan berakhirnya keberadaan lembaga yang selama ini menangani masalah korban konflik.
Sumber: serambinews.com
Tag : Bakongan, News
0 Komentar untuk "Korban Konflik di Bakongan Tuntut BRA Tuntaskan Rumah"

\bisnis paling gratis

Iklan

Back To Top